SEORANG pemuda dari luar kota sedang sowan ke Kiai Johar. Dia hendak meminta nasehat tentang niatnya menikah dengan salah seorang perempuan pujaan hatinya. "Saya mau kawin, Yai. Mau minta restu." "Berapa umurmu dan calon pasanganmu?" tanya Kiai. "Sampun 23 tahun. Calon istri saya 22 tahun, Yai." "Hmmm...," kiai mengangguk-angguk. Cukup lama kedua orang ini diam. Kiai terlihat berpikir agak lama. Si tamu terlihat sibuk menundukkan kepala. "Sudah mendengarkan lagunya Dariyah?" "Lagu apa, Kiai?" "Tarling." Melihat tamunya diam dalam kebingungan, Kiai masuk ke dalam rumah. Beberapa saat dia kembali menemui tamunya. Memberikan secarik kertas bertuliskan pegon: "Dipikir-pikir Dingin." "Sudah sana pulang," kata Kiai. Si tamu pun pamit pulang. Diciumnya tangan teduh Kiai dengan penuh khidmah. Dia senang bukan kepalang. Meski masih menyimpan kebingungan. Kok Kiai malah menyuruhny
Seksualitas dalam Sejarah dan Budaya di Nusantara