Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

"Catcalling" yang Sering Disepelekan

Sebagai perempuan kita musti paham dengan pelecehan ataupun jenis dari kekerasan seksual, karena pengertian dari pelecehan dan kekerasan seksual itu berbeda. Pelecehan seksual adalah perilaku seksual yang merendahkan secara verbal maupun non-verbal terhadap penampilan orang lain seperti, siulan, main mata, ucapan yang menunjukkan pornografi, colekan atau sentuhan dibagian tubuh.  Sedangkan kekerasan seksual adalah perilaku seksual yang merendahkan dan melakukan tindakan kasar terhadap fisik orang lain, artinya pelecehan seksual pun masuk ke dalam jenis kekerasan seksual, bukan hanya ini tapi, kotra seksual, eksploitasi seksual, perbudakan seksual, pemerkosaan, prostitusi paksa dan paksaan-paksaan lainnya. Dua pengertian itu aku dapatkan dari MaPPI-FHUI (Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia). Kedua hal tersebut perlu kita pahami supaya ketika terjadi, kita tak hanya diam. Dari hal yang sering dianggap sepele sekali pun, seperti  catcalling .  Ya istilah ini sering dian

Kenapa Pernikahan Dini Tidak Baik?

Pernikahan dini Bukan cintanya yang terlarang Hanya waktu saja belum tepat Merasakan semua Begitulah salah satu bait dalam lirik lagu Pernikahan Dini yang dilantunkan oleh Agnes Monica, bukan cinta yang terlarang, tapi waktunya saja yang belum tepat. Karena terlalu dini.  Dalam hal ini, anak atau remaja yang usianya yang masih belum cukup dewasa tidak seharusnya sudah mengalami hubungan seksual, yang melibatkan organ reproduksi perempuan dan laki-laki. Pernikahan dini atau usia anak-anak sedang menjadi treding topic dalam kajian-kajian sosial tentang kesehatan reproduksi perempuan.  Dikutip dari catatan BKKB,yang diberiatakan oleh IDN.Times.com, angka pernikahan anak Indonesia di bawah umur menyentuh lebih dari 20 persen. Faktor-faktor yang menyebakan terjadinya pernikahan dini di antaranya adalah faktor budaya, faktor tradisi, faktor agama, faktor kemisikinan dan faktor pergaulan bebas. Dua minggu yang lalu tepatnya 10 Maret 2020 saya mengisi k

4 Alasan Mengapa Korban Kekerasan Seksual Enggan Melapor

Seksualitas acap kali masih dianggap barang tabu dan tak pantas untuk kita diskusikan.  Padahal saban kali kita melihat berita, baik di medsos ataupun televisi, ada saja kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan dan anak. Mau sampai kapan kita diam melihat begitu banyak korban kekerasan seksual terjadi? Pelecehan seksualitas bisa dialami siapa saja terlepas dari jenis kelamin, umur, pendidikan, agama, etnis, latar belakang maupun status sosial. Meskipun sampai saat ini korban terbanyak adalah perempuan dan anak. Dalam catatan tahunan 2019, Komnas Perempuan mengungkapkan ada 3.915 kasus pelecehan seksual di ranah publik atau masyarakat. 64% kekerasan terhadap wanita di Ranah Publik atau Komunitas itu adalah Kekerasan Seksual yaitu Pencabulan (1.136), Perkosaan (762) dan Pelecehan Seksual (394). Sementara itu persetubuhan sebanyak 156 kasus. Sayangnya dari banyaknya data pelecehan seksual yang dialami perempuan, sedikit perempuan yang berani melapor k

Pengasuhan Anak itu Tanggung Jawab Bersama

BELAJAR sepanjang hayat. Mungkin itu prinsip bijak yang selalu saya pegang dari salah seorang guruku sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar di Desa Pandansari, Brebes. Sebuah kalimat yang semangatnya masih merembes dalam sanubari hingga saat ini. Termasuk saat bertemu dengan ibu-ibu keren –yang seperti amnesia pada umurnya-- terus belajar bersama. Membersamai ibu-ibu di setiap akhir pekan menjadi rutinitasku dua bulan ini. Kami belajar bersama dalam Kelas  Parenting  yang diadakan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nadhatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Cirebon kerja bareng Yayasan Abdurrahman Wahid. Di kelas itu, kami belajar tentang bagaimana mengasuh anak dengan cara islami dan menyenangkan. Dalam kelas yang menggunakan metode belajar orang dewasa itu, semua suara didengarkan, terutama tentu saja suara ibu-ibu. Di setiap pertemuan, ada saja cerita menarik dari pengalaman perempuan hebat di dalam keluarga itu. Seperti bahwa selama ini orangtua menginginkan anaknya agar menjadi se